Skip to main content

Posts

Showing posts from December 1, 2019

Kekeliruan Akut Rocky Gerung Tentang Pancasila

Semakin lama, Rocky Gerung semakin memamerkan arogansi akademiknya. Bermodal ilmu filsafat yang dimilikinya Rocky bisa memutarbalikan semua hal dengan alur logika yang meyakinkan. Publik Indonesia yang tak terbiasa dengan dalil-dalil dan pemikiran filsafat pun dibuat tercengang mendengar orasi filosofis Rocky yang terkesan begitu meyakinkan.  Yang terbaru, Rocky seperti menyetrum nalar seluruh anak bangsa dengan mengatakan bahwa Pacasila telah gagal sebagai Ideologi. Kegagalan itu menurut Rocky terpatri secara inheren di dalam setiap sila Pancasila. Menurut Rocky sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa bertentangan dengan sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Baca juga: Polemik Perpanjangan Izin FPI dan Kejujuran Hidup Berbangsa Menurut Rocky sila pertama bermakna, segala perbuatan manusia hanya berarti jika diarahkan ke langit (sebagai analogi Tuhan). Sebaliknya, sila kedua berarti kemanusiaan akan berarti jika ia berbuat baik. Jika orang berbuat baik agar masuk

Polemik Perpanjangan Izin FPI dan Kejujuran Hidup Berbangsa

Polemik terkait perpanjangan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) organisasi kemasyarakatan Front Pembela Islam (FPI), menjadi topik pembicaraan yang hangat saat ini. Polemiknya semakin hangat karena ada kesan ketidaksinkronan antara Menteri Agama, Fachrul Razi dengan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.  Di satu sisi, Fachrul memberi signal positif terkait SKT untuk FPI. Sementara di sisi lain, Tito Karnavian belum bisa memberikan angin segar kepada organisasi pimpinan Rizieq Shihab ini. Menurut Tito ada persoalan krusial di dalam AD/ART FPI yang memuat visi dan misi khilafah di Indonesia.  Sementara itu, dari arah berbeda muncul aspirasi publik yang menghendaki pemerintah segera membekukan izin organisasi berbasiskan agama ini. Di sosial media berbagai hastag dibuat dengan tujuan mengingatkan pemerintah akan rekam jejak FPI yang dinilai banyak melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kerukunan hidup di negara dengan kemajemukan latar belakang penduduknya ini

Staf Khusus Milenial Bukan Pajangan Pencitraan

Kehadiran tujuh staf khusus presiden dari kalangan milenial terus menjadi sorotan publik. Tidak sedikit yang sinis dan nyinyir karena menganggap tujuh staf belia itu bukan kebutuhan prioritas dalam lingkaran pemerintahan dan kekuasaan Jokowi. Apalagi sejauh ini jobdes mereka belum benar-benar terang benderang. Presiden Jokowi hanya menerangkan peran ketujuh anak muda pilihannya itu sebagai jembatan presiden dengan kaum milenial dan akan menjadi partner diskusi sang presiden setidaknya sekali sepekan.   Hal ini kontan saja menjadi santapan lezat bagi para lawan politik Jokowi. Mereka menggoreng kehadiran anak-anak muda itu dalam berbagai narasi. Yang terhangat adalah reaksi warga net terkait postingan Grace Billy Mambrasar, salah satu stafsus milenial Jokowi. Billy mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan para stafsus presiden dari kalangan milenial sedang berkumpul, seperti sedang mendiskusikan sesuatu. Lewat keterangan yang disertakan bersama postingan foto tersebut Billy